ANTANGAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
Tantangan
Organisasi
Pada saat ini semua organisasi dituntut berubah secara cepat
karena semua sumberdaya manusia dituntut bekerja cepat, tepat dan cermat.
Perubahan sulit diprediksi karena keadaan tidak stabil dalam jangka panjang.
Kecepatan menjadi hal yang sangat utama, dan hal ini sangat berbeda dengan SDM
di abad 20 karena memang tantangan dan tanggung jawabnya telah berubah.
Perubahan ini menuntut SDM harus mengubah paradigma terhadap bisnis di masa
depan. Kepemimpinan pun telah berubah yang tadinya kepemimpinan hanya berada
pada puncuk pimpinan yang mampu berperan, pada saat ini setiap orang menjadi leadersip
bagi dirinya, masa depannya dan organisasinya. Selain itu kecepatan, daya
tanggap, pengendalian melalui visi dan nilai nilai, sikap pro aktif, berjiwa
wirausaha, kreativitas, bahkan sampai pada penemuan secara konstan untuk
menciptakan keunggulan serta menciptakan pasar di hari esok menjadi paradigma
baru untuk keunggulan bisnis. Perbedaan ini bisa dilihat pada Tabel Perbandingan
paradigm bisnis di abad 20 dan abad 21.
Tabel 1. Perbandingan Paradigma bisnis
di abad 20 dan abad 21.
No
|
20th Century
|
21 th
Century
|
1.
|
Stability,
predictibility
|
Discontinuous
change
|
2.
|
Size and
Scale
|
Speed
and responsiveness
|
3.
|
Leadership
from the top
|
Leadership
from everybody
|
4.
|
Organizational
rigidity
|
Permanent
flexibility
|
5.
|
Control
by rules and hierarchy
|
Control
by vision and values
|
6.
|
Information
closely guarded
|
Information
shared
|
7.
|
Quantitative
analysis
|
Creativity,
intuition.
|
8.
|
Need for
certaintly
|
Tolerance
of ambiquity.
|
9.
|
Reactive,
ris-averse
|
Proactive,
entrepreneurial
|
10.
|
Corporate
independence
|
Corporate
interdependence
|
11.
|
Vertical
Integration
|
Virtual
integration
|
12.
|
Focus on
internal organization
|
Focus on
competitive environment
|
13.
|
Sustainability
competitive advantage
|
Constant
reinvention of advantage
|
14.
|
Competing
for to day,s market
|
Creating
tommorrow,s market
|
Source: Executive Digest, Januari
1997.
Kemampuan manajemen sumberdaya meninggalkan
paradigma bisnis abad 20 harus dijawab dengan Sumberdaya manusia yang memiliki
paradigma bisnis di abad 21. Hal ini untuk menjawab tantangan sentral agar
organisasi menjadi lebih baik. Tantangan organisasi meliputi banyak aspek,
seperti:
1. Tantangan persaingan global
2. Tantangan kesempatan kerja
3. Tantangan tanggung jawab sosial (CSR)
4. Tatangan obat obatan, makanan,
perumahan.
5. Tatangan pertumbuhan penduduk
6. Tantangan perbedaan angkatan kerja
7. Tantangan etika
8. Tantangan-tantangan lain yang belum
diketahui ( seperti tantangan pemanasan global dll).
Tantangan-tantangan ini ini semakin hari semakin mengemuka dan
harus diantisipasi dijawab dan diatasi oleh sumberdaya manusia profesional.
Kebutuhan sumberdaya manusia yang profesional harus di refleksikan seperti
melihat diri sendiri di dalam cermin, untuk menghadapi tantangan dan mereka
harus mengatasinya. SDM saat ini memiliki banyak kelemahan sehingga dituntut
untuk memperbaiki kelemahan kelemahan yang dimiliki dengan demikian mampu
mengubahnya menjadi kekuatan, dan mengukur peluang peluang yang dimungkikan
untuk mendapatkan pengakuan profesi sesuai dibidangnya saat ini, selamanya dan
sepanjang masa, serta dapat mengatasi ancaman ancamannya.
Kebutuhan Sumberdaya manusia pada saat
ini mencakup kebutuhan sumberdaya manusia sebagai perencanaan strategi dan
bagaimana mempertemukan harapannya dengan perusahaan pada hari ini, dan hari
esuk. SDM dapat mengidentifikasi kebutuhannya untuk kebutuhan industri sehingga
setiap sumberdaya manusia memiliki kemampuan untuk mengerjakan dan
mempertemukan kebutuhan tersebut; mengidentifikasi gap; serta kebutuhan SDM
ditujukan pada penyelesaian persoalan untuk menjadi penjembatan terhadap
penyelesaian gap dengan kebutuhan stakeholders tersebut.
Sumberdaya manusia dituntut untuk
berubah menjadi responsive, tidak hanya berperan sebagai ahli administrasi
namun berubah atau mentransformasi menjadi peran strategi sebagai pemicu
menciptakan keunggulan organisasi di masa kini, masa depan yang penuh gejolak
dan penuh ketidak pastian. Sumberdaya manusia bukan hanya sebagai faktor yang
sejajar dengan sumberdaya organisasi yang lain (Money, market, mechine, method,
dan market), namun lebih dari itu menjadi aktor yang memiliki intellectual
capital yang harus dikembangkan secara maksimal.
Peran SDM Di
dalam Membangun Organisasi Bersaing (HR Roles in building a competitive
organization)
Manajemen Sumberdaya manusia sebagai
gudangnya manusia yaitu gambaran personil yang sudah lama ada dan mendapatkan
pengakuan sebagai pemain utama di dalam corporate strategi. Departemen
manajemen sumberdaya manusia tidak hanya mendukung tujuan strategi organisasi
tetapi secara aktif menentukan berjalannya organisasi dimana perencanaan
terintegrasi di dalam kinerja organisasi. Dengan demikian organisasi akan
mendapatkan outcome sebagai berikut:
1. Produktivitas
karyawan tertinggi.
2. Hasil
financial terkuat.
3. Tercapainya
tujuan strategi organisasi.
4. Pemain
kunci pada team manajemen.
Hal ini
semua tidak bisa di lepaskan dari pergeseran peran sumberdaya manusia yang
tadinya terfokus pada pasar hari ini, sekarang sudah mulai terfokus pada pasar
di hari esuk atau menciptakan pasar di masa depan. Kondisi ini di awali dari
pasar local yang telah bergeser ke pasar global; dari sekedar hirarki bergeser
ke jaringan; dari kepatuhan terhadap wewenang formal dan mulai mempertanyakan
kembali terhadap keberadaan wewenang formal; dari kerja penuh waktu ke kerja
part time atau ke pekerjaan project, dari karyawan yang hanya sekedar bekerja
bergeser pada pekerja yang mampu memberikan kontribusi bagi organisasi; dari
bagaimana mendapatkan pekerjaan bergeser sampai mendapatkan kehidupan yang
layak. Dengan demikian acuan terhadap upah minimum seperti umr, ump, patut di
evaluasi. Peran SDM bukan sebagai factor produksi seperti elemen yang lain
melainkan actor yang memiliki kemampuan intelektual dan kompetensi.
Organisasi dituntut dan diminta untuk beradaptasi terhadap
pergeseran ini. Kemampuan organisasi mengantisipasi peran SDM di masa yang akan
datang dapat dipastikan dalam kondisi apapun organisasi tetap survive. Lihat
Tabel di bawah.
Tabel 2.
Pergeseran Yang membentuk kembali Peran SDM
N o
|
To
days
|
In The Future
|
||||
1.
|
Local Markets
|
Operations
|
Global Markets
|
Operations
|
||
Manufacturing
|
Clerical work
|
Service
|
Knowledge works
|
|||
2.
|
Hierarchy
|
Network
|
||||
Intermediaries
|
Face to face
|
Direct Acces
|
Virtual Relationships
|
|||
3.
|
Obidience to formal
|
authority
|
Questioning of Formal
Authority
|
|||
Stability, efficiency
|
Control
|
Change,
creativity
|
Flexibility, order
|
|||
4.
|
Full time job
|
Part time and
|
Project work
|
|||
Customer Service
|
Shareholder
|
Stakeholder value
|
||||
5.
|
Work done by
employees
|
Work
done by many
|
contributions
|
|||
Fixed work location
|
Diverse work location
|
|||||
6.
|
Management
Prerogative
|
Social licence
|
||||
Loyal service
|
Marketable
|
skill
|
||||
knowledge
|
||||||
7.
|
White, male
|
workforce
|
Diverse
|
workforce
|
||
Financial performace
|
Triple
bottom line
|
|||||
8.
|
Get a job
|
Get a life
|
||||
Sumber:
strategic consulting group, diolah, 2010
Peran
Sumberdaya Manusia di dalam membangun keunggulan organisasi tidak bisa
dilepaskan dari manajemen berikut:
1.
Management of strategic human resource.
2. Management of
transformation and change.
3. Management
of firm infrastructure.
4. Management
of employee contribution.
Peran
sumberdaya manusia dan peran tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
1.
Manajemen
Strategi SDM (Management of strategic human resource)
Strategy adalah sebuah jalan dari adanya kegiatan. Strategi
merupakan perencanaan jangka panjang perusahaan agar terjaga keseimbangan
antara kekuatan kelemahan internal dengan ancaman serta peluang eksternal untuk
memelihara dan menciptakan keunggulan kompetitif (bersaing). Manajemen strategi
adalah proses mengidentifikasi dan mengeksekusi misi organisasi yang sesuai
dengan kemampuan organisasi berdasarkan permintaan dari lingkungan organisasi.
Manajemen
strategi sumberdaya manusia berintikan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a.
Mengkaitkan manajemen sumberdaya manusia
dengan tujuan dan sasaran strategi agar mampu memperbaiki kinerja bisnis dan
mengembangkan budaya organisasi yang dapat membantu mempercepat inovasi dan
fleksibilitas.
b.
Memformulasikan dan mengeksekusi system
sumberdaya manusia yaitu aktivitas dan kebijakan sumberdaya manusia yang
menghasilkan perilaku dan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai
tujuan strategi tersebut.
c.
Memiliki pola pola penyebaran sumberdaya
manusia dan aktivitas yang berkemampuan dalam sebuah organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut. Sehingga tercipta strategi formulasi, strategi
implementasi dan strategi evaluasi, yang beisikan hal hal seperti:
1)
Strategi formulasi-menyediakan input seperti
apa yang sebelumnya telah ditentukan types dan jumlah dari tersedianya
sumberdaya manusia.
2)
Strategi implementasi-membuat keputusan
alokasi sumberdaya utama tentang struktur, proses dan sumberdaya manusia.
3)
Strategi evaluation, mengukur dan mengevaluasi
kinerja.
2.
Manajemen
transformasi dan sebuah perubahan (Management of transformation and change)
Organisasi apapun melakukan perubahan agar dapat hidup dan
berkelanjutan. Perubahan di mulai dari top manajemen dan diikuti oleh seluruh
unit terkecil dan unit paling depan dari organisasi. Dengan demikian
pengendaliannya berdasarkan visi organisasi dan bagaimana menciptakan nilai
yang berguna dan bermanfaat bagi kemajuan organisasi (control by vision and values).
Sumberdaya manusia yang dimiliki di dalam organisasi harus mengacu pada visi,
misi dan bertindak sesuai dengan nilai nilai yang diciptakan untuk menghasilkan
(returns) bagi organisasi, melalui:
1)
Tiga jalan perubahan sumberdaya manusia (Three
way changing human resources):
a.
Membangun modal manusia (human capital)
Modal manusia adalah nilai ekonomi yang
dimiliki sumberdaya manusia berupa penget ahuan, pengalaman,
keterampilandan kemampuan karyawan, kesemuanya sangat bermanfaat bagi masa
depan organisasi. Dan dengan modal manusia dapat digunakan untuk meraih
keberhasilan bisnis.
b.
Mengembangkan strategi sumberdaya manusia
global (international human resources management).
Lingkungan yang sangat komplek membutuhkan
tenaga kerja yang mampu mengantisipasi perkembangan global. Oleh karena itu
kompleksitas lingkungan ditujukan pada SDM yang mampu menghasilkan bagi
organisasi hal ini dimulai sejak dari perekruitan, penseleksian, pengembangan
dan pemeliharaan angkatan kerja yang mungkin saja bisa berbeda pada tataran
skala global. Diharapkan setiap karyawan mulai mengadaptasi pemikiran pemikiran
global untuk meraih hasil maksimal.
c.
Menggunakan teknologi informasi (The using of
information technology).
Teknologi informasi sumberdaya manusia
merupakan data base sumberdaya manusia, adalah kegiatan yang mampu merancang system
computer yang terintegrasi untuk menyediakan data dan informasi yang digunakan
di dalam pengambilan keputusan dan perancanaan sumberdaya manusia. Dari system
manajemen sumberdaya manusia tradisional menuju ke system elektronik sumberdaya
manusia dipengaruhi secara signifikan di masing masing wilayah atau departemen
manajemen sumberdaya manusia. Beberapa organisasi mulai menghilangkan
pemanfaatan kertas dalam system manajemen sumberdaya manusia – dengan tujuan
menghemat waktu, uang dan staff yang bebas, bahkan di masa depan penggunaan
robot dan layar sentuh akan semakin marak. Tenaga manusia akan bergeser dan
berganti dengan mesin dan elektronik. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
tenaga kerja yang kreatif inovatif yang mampu menciptakan kebutuhan pelanggan
dan pasar di masa yang akan dating. Sumberdaya manusia demikian adalah
sumberdaya yang memiliki kompetensi dan memiliki keunggulan berkelanjutan.
2)
Perubahan kontrak social (The changing social
contract) (Louisa wah 1998, Hall and Moss, 1998)
Perubahan lingkungan yang begitu cepat
mengakibatkan perubahan terhadap permintaan dan penawaran sumberdaya manusia.
Perubahan permintaan dan penawaran ini masing masing memiliki argumentasinya
sendiri ( Lousa W, 1998; Hall and Moss, 1998):
a.
Karyawan (employee)
Di perusahaan karyawan menuntut
adanya kontrak kerja,
kontrak lama karyawan menuntut adanya keamanan kerja (job security) , pengakuan sebagai mesin organisasi (a cognition in the
machine), serta terdapat kepastian di dalam bekerja (knowing). Pada kontrak baru karyawan
menuntut penghargaan terhadap kemampuan karyawan (employability), tanggung jawab
personal (personal responsibility), partner di dalam perbaikan bisnis (partner
in business improvement) dan pembelajaran (learning). Dengan demikian kontrak
baru karyawan menuju pada karyawan yang professional.
b.
Pengusaha (employer)
Kontrak lama pengusaha menginginkan paket
kompensasi tradisional (traditional compensation package); program pelatihan
standard ( standard training program) ; rutinitas pekerjaan ( routine jobs),
dan informasi yang terbatas (limited information). Pada Kontrak baru pengusaha
mengiginkan karyawan dapat belajar terus menerus (continuous learning),
pergerakan karir secara lateral (lateral career movement), terdapatnya
kompensasi insentive (incentive compentation), peluang mengembangkan
kreatifitas (creative development opportunities), tugas tugas yang menantang (
challenging assignments), informasi dan sumberdaya (information and resources).
Oleh karena itu pengusaha dituntut mengikuti perkembangan kemajuan sumberdaya
manusia bukan hanya sebagai factor melainkan sebagai actor yang mampu mengubah
peran SDM seperti yang diinginkan perusahaan.
Dengan demikian perubahan manajemen
sumberdaya manusia pada abad 20 menuju ke abad 21 jelas sekali terus bergeser
dengan berbagai tuntutan yang selalu disesuaikan baik dari sisi
karyawan maupun dari sisi pengusaha. Oleh karena itu peran pemerintah sudah
sangat mendesak membuat regulasi serta deregulasi untuk membuat keseimbangan
tuntutan sumberdaya manusia dan pengusaha. Perubahan ini melibatkan lembaga
lembaga terkait termasuk stakeholders yang mengadopsi serta menyesuaikan dengan
tuntutan global. dengan demikian tuntutan adanya kepakatan kerja bersama,
hubungan industrial, penyelesaian hubungan industrial, dan tuntutan terhadap
perkembangan aspek legal serta perjanjian kerja menjadi mutlak untuk mengatur
hubungan antara karyawan, pengusaha serta peran pemerintah.
3)
Operasi terhadap transformasi strategi pada
sumber daya manusia (Operational to strategic transformation of HR)
Perubahan sumberdaya
dari tingkatan operasional menuju ke
tingkatan strategi,menyebabkan terjadinya perubahan dengan focus perubahan dari focus karyawan ke
focus organisasi (strategi). Perubahan ini di mulai dari karyawan yang tadinya
reaktif menuju sikap proaktif; yang tadinya hanya mengumpulkan data data
berkembang kearah metric, yang dahulunya
hanya merespons tujuan dan
sasaran oleh penataan eksekutif telah berkembang kearah penataan strategi tujuan
dan sasaran sumberdaya manusia; sampai bagaimana meng administrasikan
perencanaan yang berbasis kompensasi menuju ke pengembangan perencanaan
kompensasi yang difokuskan bagaimana mempertahankan dan kinerja karyawan.
Secara lengkap tataran operasi menuju strategi perubahan sumberdaya manusia
dapat dilihat pada Table di bawah ini.
Tabel 3. Operasi menuju pada perubahan strategi sumberdaya manusia
No
|
Operational (Employee focus)
|
Strategic (Organizational Focus)
|
1.
|
Reactive
|
Proactive
|
2.
|
Collecting HR data
|
Measuring HR with metrics
|
3.
|
Responding to goals and objectives set
by executives
|
Setting strategic HR goals and
objectives
|
4.
|
Complying with laws, policies, and
procedures
|
Developing and revising policies and
|
procedures
|
||
5.
|
Administering employee benefits
programs
|
Evaluating benefits strategically
|
6.
|
Designing training program
|
Identifying organizational training
needs
|
7.
|
Staffing jobs by recruiting and
selecting employees
|
HR planning and linking with external
|
staffing resources
|
||
8.
|
Administering base compensation plans
|
Developing compensation plans focusing
an
|
employee performance and retention
|
||
Sumber:
data sekunder, diolah, 2010
|
Dan tataran operasi ini akan terus berkembang
kearah yang lebih strategis untuk mempertahankan tingkat survival perusahaan,
serta bagaimana menciptakan keunggulan perusahaan menjadi leading di segala
sisi sesuai tuntutan perubahan era baru.
3.
Manajemen
infrastruktur perusahaan (Management of firm infrastructure)
Di Amerika Serikat (USA) tumpuan manajemen sumberdaya manusia
terdapat dua aliran mendasar yaitu berasal dari: 1. Harvard Business School dan
2. Michigan Business School. Pada
Harvard Business School
pengembangannya pada soft
approach ( sisi
dalam manusia) dan konsep human relation. Sedangkan pada Michigan
Business School berasal dari hard approach (sisi luar manusia) dan kosep
infrastruktur. Kedua nya sangat besar kontribusinya bagi pengembangan
sumberdaya manusia. Baik sisi dalam dan sisi luar manusia perlu mendapatkan
perhatian. Dari sisi dalam bertumpu pada motivasi internal yang berkaitan
dengan pengembangan kepribadian manusia, character dan moral manusia. Sedangkan dari sisi luaR bertumpu pada
motivasi eksternal yang
berkaitan pada kepercayaan
diri, komitment dan kebanggan terhadap organisasi. Pentingnya konsep hard dan soft
approach dalam manajemen sumberdaya manusia dapat di lihat pada Tabel di bawah
ini.
Tabel 4. Konsep Hard dan Soft Approach
No
|
Kondisi
|
Hard Approach
|
Soft Approach
|
|||||
1
|
Kompetensi
|
tinggi
|
Menaikkan Kompensasi
|
Memberikan
|
kepercayaan lebih
|
|||
motivasi rendah
|
Rotasi
|
besar pada
|
employee
Merubah
|
|||||
midset
|
||||||||
2.
|
Kompetensi
|
rendah
|
Pelatihan/coaching
|
Menjaga kualitas
|
komunikasi
|
|||
motivasi tinggi
|
Pengembangan Pendidikan
|
dalam team work/interpersonal
|
||||||
3.
|
Kompetensi
|
Tinggi
|
Promosi Jabatan
|
Memberikan
|
Kepercayaan yang
|
|||
Motivasi tingggi
|
Job enlargement
|
lebih besar
|
||||||
Memberikan penghargaan
|
Sumber : data
sekunder, diolah, 2010\
Konsep Human Relation (Elton Mayo, 1920s) berkaitan dengan manusia
sebagai kunci untuk meningkatkan produktivitas; perasaan manusia, sikap, dan
hubungan dengan rekan kerja menjadi sangat penting bagi manajemen; serta
membangun kelompok kerja menjadi factor yang sangat dominan. Sedangkan konsep
infrastruktur adalah konsep yang berkaitan dengan organisasi yang mampu
meningkatkan pengembangan karyawan menjadi karyawan yang bisa memberdayakan
diri serta membangun kemandirian bagi masa depannya. Konsep infranstruktur
berkaitan dengan fasilitas yang tersedia untuk meningkatkan proses pembelajaran
karyawan di dalam organisasi.
4.
Manajemen
kontribusi karyawan (Management of employee contribution)
Setiap perusahaan berusaha mendapatkan karyawan terbaik. Untuk
menarik angkatan kerja agar efektif dapat dilakukan dengan berbagai cara serta
mempertimbangkan berbagai hal sebagai berikut:
a.
Melakukan perencanaan sumberdaya manusia
b.
Melakukan pensiun bagi karyawan usia pensiun
atau mengundurkan diri
c.
Perusahaan meningkatkan pertumbuhan
d.
Karyawan meminta pengunduran diri
Perusahaan selanjutnya dapat melakukan aktivitas sebagai berikut:
a.
Melakukan recruitment calon pegawai baru.
b.
Mencari sumber sumber calon tenaga kerja dari
iklan, internet, atau berburu mencari tenaga
kerja pada perguruan tinggi
Setelah
dirasakan terdapat banyak yang melamar atau calon pelamar, perusahaan melakukan
aktivitas lanjutan sebagai berikut:
a.
Memilih calon
yang telah memasukkan lamaran.
b.
Melakukan interview
c.
Melakukan test baik tertulis ataupun lisan.
Seterusnya dilakukan penerimaan bagi karyawan
baru yang terpilih,
dengan mencocokkan antara keinginan perusahaan atau organisasi dengan
kontribusi karyawan baru
Pencocokkan dilaksanakan mengingat
adanya dorongan dari perusahaan
seperti: tingkat besaran pembayaran atau manfaat yang akan diperoleh perusahaan ( pay and benefits); keberartian kerja bagi
karyawan (meaningful work); tingkat kemajuan (advancement); tantangan
(challenge) dan pelatihan (training) bagi karyawan yang bersangkutan. Sedangkan
dari calon karyawan dilihat dari: kontribusi karyawan bagi perusahaan atau
organisasi, yang meliputi tingkat kemampuan (ability), pendidikan (education),
kreativitas (creativity), komitment (commitment) dan keahlian (expertise)
karyawan. Pencocokan ini penting karena untuk menghindari praktek praktek tidak
terpuji yang dilakukan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Perusahaan berupaya melakukan pemeliharaan agar angkatan kerja
tetap effective di dalam bekerja , berbagai cara yang dilakukan dengan cara
memberikan: 1. Kompensasi yang layak, seperti system penggajian dan pengupahan,
kesetaraan kompensasi , pembayaran berdasarkan kinerja. 2. Memberikan
kemanfaatan bagi tenaga kerja yang telah bekerja seperti jenjang karir yang
jelas; adanya training, pendidikan, memberikan jaminan social dan lain lain. 3.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) yaitu nilai dari PHK untuk memelihara agar
angkatan kerja tetap efektif. PHK dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Karyawan
yang memiliki tingkat kinerja yang jelek dapat di lakukan PHK dan 2. Pengusaha
dapat menggunakan pola interwiew keluar dengan cara cara yang positif.
Peran Manajemen
Sumberdaya Manusia (HRM roles)
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa
peran sumberdaya manusia telah berubah tidak hanya sebagai ahli administrasi
melainkan berkembang sebagai berikut:
1)
Strategic partner:
Sumberdaya manusia bukan hanya sebagai
pekerja atau karyawan biasa namun keahlian yang dimiliki dan intelektualnya
dapat menjadi partner strategi perusahaan. Menyamakan antara strategi manajemen
sumberdaya manusia beriringan sejajar dengan strategi bisnis adalah hal penting
dan utama untuk membantu perusahaan mengeksekusi strategi bisnis. Keterampilan
yang dimiliki sumberdaya manusia dibutuhkan di dalam strategic partner pada di
bidang a. data-base, b. decision – making dan c. bidang lainnya. Tujuan
strategic partner adalah bagaimana mengubah posisi sumberdaya manusia yang
memiliki potensi besar menjadi partner bagi perusahaan untuk meraih hasil
bisnis secara maksimal.
2)
Administrative expert:
Selain itu sumberdaya manusia bukan
hanya sekedar pelaksana teknis namun dituntut keahlian administrative.
Sumberdaya manusia merancang dan menyampaikan praktek, proses dan system
manajemen sumberdaya manusia yang efektif dan efisien, hal demikian dibutuhkan
keterampilan administratif. Seperti halnya dalam system seleksi, pengembangan,
pelatihan, penilaian dan pengupahan karyawan. Keterampilan yang diperlukan di
dalam administrative expert adalah hal hal sebagai berikut a. Legal compliance,
b. Contract, c. Administrative HRM ; d. human resources information system.
Untuk itu keahlian administrasi dapat dikembangkan keberlangsungannya dan
ditingkatkan untuk mengantisipasi perubahan kemajuan global.
3)
Employee Advocate:
Keahlian karyawan selain memiliki
keterampilan secara teknis juga memiliki kemampuan administrative oleh karena
itu SDM memiliki kemampuan lebih, berarti sumberdaya manusia yang dimiliki
mampu menjelaskan secara rinci terhadap kebutuhan yang diperlukan stakeholder
internal dan eksternal. Untuk itu agar SDM memiliki kompetesi tersebut,
manajemen meminta komitmen dan kontribusinya bagi setiap karyawan. Manajemen
tidak mempermasalahkan bagaimana mereka memiliki keterampilan. Keterampilan
yang dibutuhkan sebagai Employee Advocate berkaitan dengan keahliannya seperti
a. counseling, b. Developing Teams. SDM diharapkan memiliki sikap pro aktif,
dengan demikian memaintaince karyawan menjadi sangat penting. Jika karyawan
marah atau diasingkan mereka tidak akan memberikan kontribusinya bagi
keberhasilan perusahaan, lebih lebih bila karyawan tidak mau menetap di
perusahaan sehingga sering terjadi turn over untuk jangka panjang akan
berdampak sangat merugikan bagi perusahaan.
4)
Change agents:
Manajemen sumberdaya manusia harus
mampu menolong setiap usaha mentransformasi organisasi untuk mempertemukan
kondisi persaingan yang baru. Setiap karyawan membutuhkan perubahan dan
mengembangkan kapasitasnya untuk berubah. Perubahan menjadi hal yang pasti
sehingga karyawan dituntut selalu menyesuaikan perubahan-perubahan dan
beradaptasi serta mengantisipasi terhadap masa depan perusahaan. Keterampilan
keterampilan profesional yang dibutuhkan manajemen sumberdaya manusia sebagai
agent perubahan (change agent) meliputi keahlian di dalam a.Negotiations, b.
Communication, c. overcoming resistence to change.
Tantangan SDM
Saat ini
Pada saat ini tantangan yang dihadapi
SDM sangat banyak di antaranya tantangan yang dapat diidentifikasi adalah
tantangan bersaing, tantangan global, tantangan untuk mempertemukan dengan
kebutuhan stakeholders. Tantangan tantangan tersebut dapat di uraikan satu
persatu sebagai berikut:
1.
Tantangan bersaing (Competitive challenges)
a. Persyaratan
keterampilan (Skill Requirement):
Tantangan
bersaing menekankan pada pengetahuan pekerja dan layanan kerja, Dengan demikian
persyaratann keterampilan karyawan selalu berubah. Tidak hanya tuntutan
terhadap keterampilan kognitif, namun kemampuan verbal dan keterampilan
interpersonal dan sangat beralasan dihubungkan dengan kemampuan bekerja di
dalam teams, atau karyawan dituntut untuk mampu berinteraksi dengan pelanggan
di dalam sebuah perekonomian jasa.
b. Perubahan
di dalam hubungan karyawan ( Changes in the Employment Relationship):
Tantangan
bersaing yang lain adalah perubahan kontrak kerja secara psikologi: dimulai
dari adanya transaksi kerja dengan system imbalan menuju ke sebuah relasi.
Berarti karyawan tidak hanya berharap terhadap keamanan kerja saja, yaitu
karyawan mengeluarkan tenaganya kemudian mendapatkan imbalan. Melainkan
perkembangan yang lebih jauh perusahaan menginginkan karyawan memiliki kemampuan
untuk bekerja plus- yang artinya karyawan tadinya diharapkan hanya mampu
bekerja sesuai keinginan perusahaan saja sekarang perusahaan menginginkan
karyawan mengikuti pelatihan pelatihan lanjutan, konsekwensinya perusahaan
menyediakan pelatihan dan pengalaman kerja lain agar mampu menolong dan
memastikan bahwa karyawan dapat menemukan peluang peluang kesempatan kerja yang
lain. Tantangan ini adalah untuk mengantisipasi agar sumberdaya manusia atau
tenaga kerja mampu membangun sebuah komitment, sebagai angkatan kerja yang
produktif di dalam kondisi perekonomian yang turbulent. Dengan demikian
kreativitas dan inovasi menjadi sangat penting bagi setiap karyawan untuk
meningkatkan keunggulan perusahaan atau bisnisnya.
2.
Tantangan Global (The global challenge)
a. Development
of Global Markets:
Di
dalam menghadapi tantangan global perusahaan percaya bahwa karyawan adalah
asset terbesar dan kunci terhadap keberhasilan perusahaan yang diterjemahkan ke
dalam praktek manajemen sumberdaya manusia, seperti halnya pengupahan kinerja
karyawan, promosi dari dalam, dan berinvestasi di dalam pengembangan karyawan.
Karyawan dituntut mengikuti standard yang ditetapkan mengikuti standard secara
global sehingga perusahaan dan organisasi mampu bersaing di manapun karyawan di
tempatkan, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar global. Pengembangan pasar
global menjadi kecenderungan di masa kini dan masa yang akan datang. Tuntutan
pasar global bukan hanya kompetensi maupun keterampilan melainkan standard gaji
yang ditetapkan menyesuaikan standard global.
b. Competitiveness
in Global markets through HRM practices:
Untuk
keberhasilan di pasar global kita harus memahami perbedaan kultur dan investasi
di dalam sumberdaya manusia. Persaingan di pasar global melalui praktek terbaik
dari sumberdaya manusia perusahaan. Praktek terbaik di suatu Negara belum tentu
bisa ditempatkan dan diterima baik di Negara lain, oleh karena itu pada pasar
gobal persaingan ditentukan oleh praktek manajemen sumberdaya manusia melalui
pemahaman kultur di negara yang bersangkutan. Pemahaman kultur bukan hanya
kultur perusahaan saja melainkan kultur atau budaya dimana perusahaan
beroperasi, bahkan sangat dimungkinkan dikaitkan dengan budaya atau adat
istiadat dimana perusahaan berdiri.
c. Mempersiapkan
karyawan untuk Penugasan Internasional (Preparing Employees for International
Assignments):
Tantangan
global membutuhkan kecermatan di dalam mempersiapkan sumberdaya manusia. Negara
asing berkeinginan untuk mencoba dan mengembangkan manajer local untuk memenangkan
bisnis asing mereka di mana perusahaan didirikan dengan demikian mereka dapat
diterima secara pasti untuk bekerja dengan maksimal. Contohnya Boeing membawa
pekerja dari India dan Polandia ke Amerika, selain orang orang asli Amerika.
Hasilnya mereka sesuai seperti dirumah sendiri berdasar pengetahuan yang
dibutuhkan di dalam design aircraft dan manufacturing.
3.
Tantangan mempertemukan kebutuhan Stakeholder
(The challenge of Meeting Stakeholders’ Needs)
Tantangan global harus disikapi dengan
mempertemukan terhadap kebutuhan stakeholder. Efektivitas perusahaan dan
persaingan ditentukan oleh apakah perusahaan mampu memuaskan kebutuhan
stakeholders. Kemampuan memuaskan stakeholder menyebabkan stockholders dapat
menghasilkan atau memberikan return dari investasi yang telah mereka tanamkan.
Di samping itu perusahaan akan memberikan kepuasan bagi para pelanggannya
karena biasanya pelanggan menuntut jasa atau produk yang memiliki berkualitas
tinggi. Untuk mempertemukan tantangan global karyawan dituntut profesional,
yaitu karyawan yang berkeinginan kuat dan berminat terhadap kerja dengan
kompensasi yang tinggi karena hal tersebut dapat dijadikan alasan terhadap jasa
jasa mereka. Karyawan profesional menyebabkan perusahaan memberikan target
hasil yang lebih tinggi, sehingga mencapai hasil kerja melebihi standard, oleh
karena itu wajar jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai bahkan lebih
dari ketentuan rata-rata salary di industry.
Tantangan yang dihadapi sumberdaya manusia adalah bagaimana
perusahaan mampu mengimplementasikan dan memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan
berikut, secara tepat:
1.
Bagaimana sumberdaya manusia dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan? Tentunya jawaban yang diberikan sangat subyektif
karena berkaitan erat dengan kompensasi direct maupun indirect beserta
turunannya. Keterkaitan ini di hubungkan dengan kesejahteraan yang akan
diberikan kepada seluruh sumberdaya yang dimiliki untuk membantu membesarkan
perusahaan. Kesejahteraan karyawan menjadi penentu dan pemicu bagaimana
karyawan bekerja all out untuk meraih keberhasilan bisnis.
2.
Bagaimana sumberdaya manusia mampu menghadapi
kecenderungan dan perubahan angkatan kerja? Untuk menjawab permasalahan ini
angkatan kerja dituntut memiliki kompetensi, keterampilan serta dapat
menjalankan aktivitasnya secara professional. Kedepan angkatan kerja yang
dibutuhkan adalah angkatan kerja yang mampu menciptakan nilai dan memberikan
kontribusinya bagi perusahaan secara maksimal. Perubahan angkatan kerja yang
demikian menjadi keniscayaan agar perusahaan mampu bekerja professional
produktif serta memiliki daya saing yang tinggi. Angkatan kerja yang dibutuhkan
kedepan bukan hanya berdasarkan standard kinerja rata rata yang ada namun
standard kinerja yang lebih karena dimiliki semakin ketat dan competitivenya
persaingan di industri.
3.
Apakah strategi sumberdaya manusia mampu
menolong perusahaan mencapai keunggulan kompetitif? Strategi yang dikembangkan
adalah menciptakan pasar hari esuk dan pasar di masa depan, tentu saja pasar
ini disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder dan pelanggan. Kemampuan
menciptakan produk atau jasa yang dibutuhkan pelanggan dimasa mendatang menjadi
tuntutan mutlak agar perusahaan menjadi unggul. Keberhasilan perusahaan menciptakan
produk dan jasa yang dibutuhkan para pelanggannya sudah dapat dipastikan
menjadi factor kunci perusahaan akan unggul dan leading dibandingkan perusahaan
lainnya.
Tantangan Kunci
Sumberdaya manusia untuk manajer pada hari ini
Sumberdaya manusia memiliki sejumlah
tantangan, tantangan tangan yang
mengemuka di masa yang akan datang mencakup: tantangan lingkungan, tantangan
organisasi, tantangan cultural dan tantangan individual. Tantangan lingkungan
bagaimana perusahaan dengan sumberdaya manusia yang dimiliki mampu menghadapi
kecepatan perubahan lingkungan, tantangan lingkungan yang lain menyangkut
perbedaan angkatan kerja, globalisasi, revolusi internet, undang-undang,
keterlibatan kerja dan peran para kerabat, keterampilan jangka pendek, serta peningkatan
sector layanan
Tantangan organisasi yang dituntut
meliputi kualitas, kemampuan yang berbeda, desentralisasi, perampingan,
restrukturi organisasi, memange team kerja mandiri, pertumbuhan bisnis kecil,
teknologi, dan outsourcing.
Tantangan budaya yang diinginkan
meliputi norma ,aturan, perilaku, philosopi, nilai nilai yang dominan, perasaan
atau iklim. Sedangkan tantangan individual meliputi kecocokan individu dengan
organisasi, dilemma etika, taggung jawab social, produktivitas, pemberdayaan,
pencucian otak, jaminan keamanan kerja. Secara lebih rinci masing masing
tantangan dapat dilihat sebagai berikut:
1.
Lingkungan
a. Rapid
change
b. Workforce
diversity
c. Globalization
d. Internet
revolution
e. Legislation
f.
Evolving work and family roles
g. Skill
Shortages
h. Rise of
the service sector
2.
Organisasi
a. Quality,
distinctive capabilities
b. Decentralization
c. Downsizing
d. Organizational
restructuring
e. Self-managed
work teams
f.
Small business growth
g. Technology
h. Outsourcing
3.
Cultural
Assumsi dasar budaya adalah berbagi kepercayaan bagi anggota
anggota organisasi, seperti sebagai berikut:
a. rules,
norms
b. behaviors
c. philosophy
d. dominant
values
e. feeling or
climate
4. Individual
a. Matching
People and Organization
b. Ethical
dilemmas
c. Social
responsibility
d. Productivity
e. Empowerment
f.
Brain drain
g. Job
insecurity
Tantangan tantangan tersebut perlu di tangani secara serius namun cara
penangannannya harus arif dan bijak
di dalam prakteknya. Manajer di
harapkan terus berupaya dan
belajar mengikuti trend perkembangan
dunia. Hal ini
sangat menentukan bagi
pertumbuhan keberlangsungan serta keberhasilan organisasi di masa masa
yang akan datang. Pemahaman ini tidak cukup pada sebatas level top manajemen
namun harus diikuti oleh middle manajemen, lower manajemen bahkan di
sosialisasikan pada semua sumber daya manusia yang ikut terlibat di dalam
perusahaan. Kesiapan sumberdaya menghadapi semua bentuk tantangan tersebut
sangat diperlukan untuk mempersiapkan keunggulan perusahaan di masa yang akan
datang. Untuk itu bentuk yang tepat untuk strategi pengembangan sumberdaya
manusia adalah perencanaan pemberdayaan tenaga kerja (man power empowerment
planning).
MNCs bekerja secara global dengan tenaga tenaga profesional, dengan modal besar, teknologi canggih, serta jaringan yang luar biasa besar, oleh karena itu akan menjadi acuan bagi perusahaan perusahaan nasional dan lokal untuk mengimbanginya agar bisa bertahan. Perusahaan nasional dan lokal mengimbangi dengan cultur lokal dengan keunggulan komparative yang tidak dimiliki oleh perusahaan MNCs. Oleh karena itu perusahaan Nasional dan lokal dapat bersaing selama memiliki keunggulan yang tidak dimiliki perusahaan MNCs yaitu mengedepankan intangible, bukan tangiblenya.
PERENCANAAN
SDM DAN SELEKSI
Pentingnya Manajemen
Modal Manusia
Manajemen Modal Manusia (Human
Capital Management) adalah
bagaimana pengelolaan dan
mengukur produktivitas para
pekerja. Manajemen modal
manusia berhubungan dengan pengukuran
hasil dari praktek kerja sumberdaya manusia pada garis terdepan
organisasi (bottom line/ first line). Selain itu manajemen modal manusia juga
untuk mengukur signifikansi hubungan antara kompensasi, turn over pekerja di
dalam organisasi.
Manajemen modal
manusia adalah upaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia agar memiliki ke
mampuan untuk meningkatkan kompetensinya. Pertanyaan pertanyaan lain yang
sering muncul berhubungan manajemen modal manusia dihubungan dengan training
dan development yaitu upaya untuk meningkatkan kapasitas modal manusia atau
upaya mempertahankan sumberdaya manusia (retention)? Pertanyaan berikutnya
adalah bagaimana memelihara tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction)?
Maupun menjaga agar terjadi pengulangan tingkat penjualan?. Pertanyaan
pertanyaan berikutnya adalah apakah yang menjadi nilai nilai atribut bagisetiap
pekerja? Bagaimana agar masing masing karyawan atau tenaga kerja merasa
”berharga”? Apakah semua
karyawan menyukai kerja
dan apakah setiap karyawan seharusnya dimanage serupa
atau dikembangkan dan dimanage secara unique?. Apakah organisasi membawa nama
(brand) keluar terbaik bagi masing masing pekerjanya? Apakah mereka
memaksimumkan produktivitasnya dan memiliki kemampuan memberikan nilai bagi
organisasi?. Sederatan pertanyaan tersebut apabila dapat dilaksanakan dan
dijawab dengan baik dan tepat oleh organisasi, organisasi akan bertambah maju
dan unggul. Hal itu semua menjadi kenyataan apabila organisasi melakukan
perencanaan tenaga kerjanya dengan baik.
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut sebenarnya berujung pada pengembangan bakat dan pemberdayaan sumber
daya manusia, dengan maksud memberikan praktek kerja terbaik dan memberikan
kontribusi maksimal bagi perkembangan organisasi. Perusahaan diharapkan dapat
memanage karyawan secara maksimal agar mampu meraih hasil terbaiknya serta
memiliki keunggulan dan daya saing bagi organisasi.
Perencanaan Tenaga
Kerja
Perencanaan
sumberdaya manusia sering dikenal dengan Human Resource Planning atauManpower
Planning. Sedangkan Perencanaan Tenaga Kerja sering didefinisikan “sebagai
suatu proses yang bertujuan untuk menyediakan sumberdaya manusia yang adekuat,
sesuai dengan kebutuhan, agar perusahaan atau organisasi dapat mencapai
tujuannya”.
Secara
sistimatik proses perencanaan sumberdaya manusia dapat digambarkan pada Gambar
4 sebagai berikut:
Gambar 1. Proses Perencanaan Sumber
Daya Manusia
Adekuat berarti
tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya, dalam hal jumlah,
kualifikasi, pada saat yang tepat atau timingnya tepat. Dengan perkataan lain
sasaran dari perencanaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan adalah menjamin
kontinyuitas ketersediaan tenaga kerja yang terampil, berkemampuan dan
berpengalaman.
Tujuan memahami
perencanaan sumberdaya manusia adalah untuk mengambil keputusan strategic
perusahaan menyangkut semua bidang manajemen yang terkait dengan elemen dan
unsur manajemen. Kemampuan mengambil keputusan ini dihubungkan dengan
keberadaan supply and demand dari tenaga kerja, sehingga secara tidak langsung
dikaitkan dengan identifikasi semua sumber daya manusia yang berada di dalam
organisasi. Kemampuan ini berkenaan dengan proses identifikasi serta analisis
jabatan dari setiap potensi sumber daya manusia, oleh karena itu secara tidak
langsung akan diketahui adanya gap tentang keberadaan kualitas serta gap
kuantitas sumberdaya manusia di perusahaan.
Elemen sentral
dari proses dalam perencanaan sumberdaya manusia adalah perbandingan antara
“supply” dan “demand” tenaga kerja.
1.
Analisis “ Supply” tenaga kerja
Yang dimaksud dengan supply tenaga kerja adalah komposisi tenaga kerja
(personil) yang dimiliki oleh perusahaan atau tenaga kerja yang tersedia di
perusahaan. Setiap perusahaan diwajibkan memiliki catatan lengkap tentang
sumberdaya manusia yang dimilikinya, baik dari segi jumlah maupun kualifikasi
serta potensinya. Bahkan track record sumberdaya manusia dari sejak perekrutan
sampai dengan kedudukannya saat ini harus teridentifikasi secara jelas. Catatan
ini biasanya dikenal sebagai daftar inventaris/persediaan sumberdaya manusia
(“human resource inventory”). Daftar inventaris ini berisi tentang catatan
potensi pegawai, termasuk kelemahan yang dimiliki; oleh karena itu sebaiknya
perusahaan melakukan penilaian/pemeriksaan yang mendalam terhadap sumberdaya
manusia yang dimilikinya (“human resource auditing”), secara periodik.
Perlu diingat bahwa analisis “supply” dilakukan dengan memperhatikan
periode perencanaan. Dalam menganalisis “supply” perusahaan hal yang patut
dipertimbangkan, misalnya besarnya gaji pegawai, masa kerja termasuk jumlah
pegawai yang akan memasuki masa pensiun dalam periode waktu perencanaan
tersebut.
2.
Analisis “demand” tenaga kerja
Analisis demand dilakukan berdasarkan peramalan kebutuhan akan tenaga
kerja pada periode waktu perencanaan tertentu (jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang (tahunan, 2 tahunan, atau 5 tahunan).
Analisis demand ini bermanfaat pada saat pengambilan keputusan strategis
perusahaan yang dibuat dengan mempertimbangkan baik faktor-faktor internal
maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor Internal yang dipertimbangkan:
Tujuan umum perusahaan; Falsafah perusahaan; Kondisi keuangan perusahaan;
Kondisi tenaga kerja yang dimiliki dll. Faktor Faktor Eksternal yang
dipertimbangkan: Situasi dan kondisi pasar tenaga kerja. Peramalan pasar;
Perkembangan ilmu pengetahuan; Peraturan pemerintah; Situasi perekonomian; dan
Situasi Politik dll. Analisis ”demand” tenaga kerja berguna untuk mengembangkan
perusahaan pada saat perusahaan melakukan ekspansi sehingga membutuhkan tenaga
kerja baru atau pada saat saat kritis seperti terjadinya divestasi usaha dengan
demikian dilakukan pemutusan tenaga kerja atau pengurangan tenaga kerja.
Analisis demand tenaga kerja sebaiknya juga memperhatikan siklus kehidupan
perusahaan.
3.
Manfaat Perencanaan Sumberdaya Manusia
Setelah dilakukan analisis dan diidentifikasi terdapat sejumlah manfaat
adanya perencanaan sumberdaya manusia, yaitu:
1) Pemanfatan
perencanaan tenaga kerja menyebabkan perusahaan mampu bekerja lebih efektif dan
efisien.
Perencanaan
sumberdaya manusia adalah dasar dari semua kegiatan manajemen personalia
seperti rekruitment, seleksi, penempatan, orientasi, pendidikan dan pelatihan
dan lain-lain.
2) Tenaga
kerja dapat mengembangkan dirinya dengan lebih baik dan terarah (”career
planning”).
Adanya
perencanaan tenaga kerja, perusahaan mampu memetakan posisi posisi secara
berurutan yang akan menjadi jenjang karir para pekerja. Jenjang karir
disesuaikan dengan posisi yang satu jalur dengan bidang tugasnya. Tetapi tidak
menutup kemungkinan pada saat pegawai mencapai posisi tertentu, jenjang karir
tidak selamanya pada jalur yang sama, bahkan bisa masuk pada jalur yang lain.
Hal ini dimungkinkan karena tataran manajemen menganggap pegawai sudah memiliki
konseptual skill cukup untuk menduduki posisi atau jabatan diluar karir yang
pada saat ini ditekuninya.
3) Meningkatkan
kepuasan kerja tenaga kerja.
Perencanaan
tenaga kerja menyebabkan alur dan arah karir yang ada pada perusahaan menjadi
jelas. Hal ini akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas secara umum,
khususnya penurunan absensi, penurunan tingkat ”turn over”, peningkatan
kualitas hasil kerja dan lain-lain.
Kemanfaatan perencanaan sumberdaya manusia pada galibnya adalah bagaimana
sumberdaya manusia memacu dan memicu potensinya untuk meraih hasil terbaiknya
bagi diri pribadi dan bagi organisasinya. Organisasi yang mampu menumbuhkan
care dan awareness bagi sumberdaya manusianya tersebut akan menjadi motivator
utama potensi sumberdaya yang dimiliki, selanjutnya akan meningkatkan
pemberdayaan (empowerment) dan tenaga kerja akan berkembang secara maksimal.
4) Kecenderungan
Di dalam Sumberdaya Manusia Saat ini
Untuk mengembangkan organisasi diperlukan keahlian untuk mengelola
sumberdaya manusia secara tepat untuk itu banyak hal yang harus diperhatikan:
1)
Menekankan pada keberhasilan dan perencanaan
strategi ( Emphasis on Strategic Planning & Succession).
Artinya keberhasilan perencanaan strategi dimulai dari
pucuk pimpinan sumberdaya manusia, bagaimana berpikir tentang masa depan
organisasi (strategic). Strategi dijadikan arah dan jalan yang akan ditempuh
sesuai tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan demikian pemimpin berdasarkan
strategi yang dibuat, memiliki pemikiran jangka panjang berdasarkan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.Strategi ini harus dilaksanakan semua
level manajemen, termasuk middle, dan lower manajemen. Keberhasilan manajemen
menyebarkan informasi tentang keputusan strategi yang dibuat sampai level
terbawah akan membawa organisasi pada sasaran yang dapat segera di capai.
2)
Menekankan pada biaya yang dihubungkan dengan
issue issue atau persoalan pengendalian biaya (Emphasis on cost-Related
Issues/Cost Control).
Sumberdaya manusia dituntut untuk melakukan efisiensi,
namun tetap leluasa menjalankan aktivitas yang memberikan returns dan benefit
bagi organisasi. Kondisi ini berhubungan dengan persaingan global, perampingan
dan outsourcing. Kemampuan Sumberdaya manusia menghasilkan returns cukup dan
kemampuan mengendalikan biaya dituntut agar perusahaan tetap survive dan
berkembang di masa masa yang akan datang, karena perusahaan yang berhasil
apabila disetiap operasinya selalu menghasilkan cash in flow selalu lebih besar
dari cash out flow nya. Dengan demikian perusahaan dapat terus tumbuh (growth)
dan terus dapat hidup (survival).
3)
Mendesaknya kemunculan spesialisasi baru di
dalam manajemen sumberdaya manusia (New Specialties Emerging in Human
Resources).
Sepesialisasi sumberdaya manusia muncul karena
tuntutan kebutuhan yang terus berkembang. Seperti ahli ahli yang tadinya belum
pernah terpikirkan sebelumnya, seperti agen perubahan, partner strategy, maupun
advocate. Hal ini untuk mengantisipasi menghadapi persaingan global. Pentingnya
perencanaan sumberdaya manusia,karena kebutuhan dan tuntutan adanya sumberdaya
manusia internasional, program program bantuan karyawan serta lingkungan
seperti halnya corporate social responsibility, konsep go green, blue ocean,
back to basic , newly energy adalah tuntutan yang mendesak bagi keterampilan
baru sumber daya manusia.
4)
Tumbuhnya
berbagai peraturan pemerintah ( Growth of Govermental Regulations).
Di Indonesia berbagai peraturan perlu di regulasi,
karena hal tersebut sangat mendesak untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan.
Peraturan tentang upah / wages (1930s), Perburuhan / unionization (1940s),
Ketenagakerjaan / Employement (1960s). Dan peraturan yang lain perlu dievaluasi
disesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terus berubah. Tujuannya adalah
menciptakan keseimbangan kesejahteraan bagi para pekerja.
5)
5Keprofesionalan dari Manajemen sumberdaya
manusia (Professionalization of Human Resources Mangement . PHRS (Professional
Human Resources Social) dan HRCI (Human Resources Certificate Institute). Di
dalam organisasi tuntutan menjadi anggota profesi juga perlu dikembangkan,
tujuan dan kemanfaatannya bagi organisasi dan sumberdaya yang bersangkutan amat
besar.
6)
Revolusi internet (The Internet Revolution).
Kemampuan organisasi melakukan recruitmen secara electronic, catatan management
(records management) dan System Informasi Sumberdaya Manusia (HRIS),
mengindikasikan sudah berjalannya revolusi internet.
Survey terbaru dari Puncak Manajemen sumberdaya manusia, (menurut Helman)
berkaitan dengan: 84% kompensasi; 80% merencanakan keberhasilan; 68% Penyusunan
staf manajemen; 40% Perencanaan strategic sumberdaya manusia; 40% Komunikasi
karyawan; 34% Manajemen angkatan kerja; 28% Kemanfaatan; 26% Evaluasi karyawan;
20% Kebijakan personalia; 18% Hubungan Ketenaga kerjaan; 16% Pelatihan dan
pengembangan; 4 % EEO/ Kegiatan affirmative; dan 9% Lainnya.
Dengan demikian jelas bahwa kompensasi memegang kendali utama bagaimana
perusahaan bisa memanfaatkan sumberdaya secara maksimal, baru selanjutnya dapat
membangun keberhasilan dengan menyusun staf manajemen, membuat perencanaan
strategi bagi sumberdaya manusia, melakukan komunikasi dengan karyawan,
memanage angkatan kerja serta memberikan manfaat bagi organisasi
Keputusan strategis
yang dibuat oleh perusahaan
Perusahaan di
dalam membuat keputusan strategic tentang sumberdaya manusia berhubungan dengan
aktivitas organisasi yang dapat di lihat dari daur kehidupan organisasi,
diawali dari pendirian organisasi, organisasi tumbuh, organisasi dewasa atau
organisasi berkembang atau menurun. Pada saat pengambilan keputusan strategi
sumberdaya manusia, organisasi juga harus melihat apakah yang patut dikerjakan
perusahaan pada saat itu. Apakah organisasi akan, melakukan:
1.
Perluasan / penciutan perusahaan
2.
Diversifikasi produk
3.
Perluasan Pasar
4.
Kebijakan padat modal/padat karya
5.
Rencana Investasi dll
Keputusan di
atas patut dijadikan catatan penting, karena pada saat daur kehidupan
perusahaan keputusan yang diambil secara tepat seperti yang dikehendaki
organisasi sudah bisa dipatikan organisasi, akan berkembang dengan baik dan
mampu mengantisipasi terjadinya decline sehingga kembali terjadi revival atau
pemulihan. Keputusan yang diambil berkaitan dengan pilihan, dengan demikian
dengan melakukan pilihan pilihan seperti di atas harus disesuaikan dengan
posisi daur kehidupan perusahaan pada saat itu.
Selain itu
keputusan yang di ambil juga patut mempertimbangkan faktor faktor lingkungan
eksternal yang mempengaruhi manajemen sumberdaya manusia pada saat itu,
seperti:
1.
Peraturan pemerintah.
Apakah
peraturan yang sudah di tetapkan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan
pemerintahan kabupaten atau kota. Apakah peraturan peraturan tersebut dapat
dilaksanakan atau membutuhkan penyesuaian.
2.
Demografi angkatan kerja
§ Wanita
dan anak-anak.
§ Immigrant
danperbedaan angkatan kerja
§ Pekerja
usia tua.
§ Pekerja
penyandang cacat (disabilities).
§ Pemuda
dengan kecacatan mental.
3.
Kemajuan teknologi.
§ Otomatisasi,
obsolescence dan renewal.
4.
Persaingan global dan harapan pelanggan.
5.
Perputaran dan kondisi ekonomi.
6.
Umum lainnya
§ Serikat
kerja, kommunitas, shareholders, dan lain lain.
Proses Seleksi Karyawan
Sebelum proses seleksi biasanya dilakukan proses penarikan (recruitment) yang
menghasilkan lamaran calon calon tenaga kerja, setelah diperoleh catatan
lamaran administrasi selanjutnya dilakukan proses pengadaan tenaga kerja dengan
melakukan pemilihan (seleksi).
1.
Penarikan (recruitment)
Penarikan
adalah bentuk dari persaingan bisnis, dan penarikan adalah bentuk persaingan bisnis yang
sangat ketat. Seperti
halnya korporasi yang
selalu bersaing untuk berkembang, bagaimana
manufactur dan pasar
produk atau jasa
terbaik yang bias diberikan pada para pelanggannya, sehingga perusahaan
bersaing untuk mengidentifikasi, menarik dan menyewa sebagian besar
manusia atau tenaga kerja yang qualified, yang mampu bekerja all out dan
profesional.
Menurut Wherter
and Davis, Penarikan dari sumber internal Job-Posting Programs dapat dilakukan
melalui:
1) Program
program penempatan kerja menginformasikan kepada karyawan tentang pembukaan dan
mengundang karyawan yang berkualifikasi yang dipersyaratkan untuk ikut di
tempatkan pada posisi yang baru. Tujuan penempatan kerja adalah mendorong
karyawan untuk mencari tenaga kerja yang dapat dipromosikan dan ditransfer ke
tempat yang baru yang membutuhkan posisi yang di maksud. Hal ini dapat menolong
departemen sumberdaya manusia untuk dapat memilih dan membuka secara internal
dan mempertemukan dengansasaran personal karyawan, yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
2)
Membebaskan karyawan (Departing employees).
Selain
menginformasikan tentang pembukaan posisi bagi karyawan perusahaan, Perusahaan
juga menginformasikan bagi karyawan yang tidak memiliki komitmen dan loyalitas
terhadap perusahaan untuk bebas memilih tetap tinggal atau keluar dari
perusahaan. Karyawan yang tidak memiliki kemampuan ini tentu akan keluar karena
di anggap tidak layak bagi perusahaan.
2.
Penarikan dari sumber eksternal
Selain
penarikan tenaga kerja dari sumber internal, penarikan tenaga kerja dapat
dilakukan dari sumber sumber eksternal seperti:
1) Walk-ins
and Write-ins
2) Employee
Referrals
3) Advertising
4) State
employment security agencies
5) Private
placement agencies
6) Professional
search firms
7) Educational
institutions
8) Professional
Associations
9) Labor
organizations
10) Military
operations
11) Government-funded
and Community training programs
12) Temporary
help agencies
13) Leased
employees
14) Open
house
15) International
recruiting
Menurut Cascio, pengelolaan penarikan sumberdaya
manusia dapat mempertimbangkan hal berikut:
1. Rekayasa rekrutmen
di era reformasi
(Reengineered Recruitment in the
Information Age)
§
Use Optical character recognition (OCR)
§
Use Knowledgebase software that contains 25,000
skills
§
Provides instant on-line access to resume and
skill information in the database
2. Evaluasi
dan pengendalian dari Operasi Rekrutment (Evaluation and control of Recruitment
Operations)
§
Biaya operasi (Cost of operations)
§
Biaya Sewa (Cost per hire)
§
Jumlah dan kualitas dari resume sumberdaya
(Number and quality of resumes by sources)
§
Ratio penerimaan / penawaran (Acceptance/offer
ratio)
§
Analysis kunjungan lamaran masa lalu dan
kuesioner penolakan (Analysis of post-visit and rejection questionnaires)
§
Gaji yang ditawarkan melawan penolakan (Salary
offered-acceptance versus rejections)
3.
Meninjau ulang kerja yang realistis (Realistic
Job Preview)
Kerja pada
dasarnya adalah menantang dan dapat di capai (challenge but attainable) Karena
di dalam bekerja yang dipentingkan adalah bagaimana para pekerja memahami
proses kerja secara benar dan memberikan hasil yang maksimal. Untuk itu
pemahaman proses kerja akan memudahkan melakukan koreksi terhadap aktivitas
yang masih masih belum tepat.Tindakan koreksi diperlukan untuk memperbaiki
kerja agar lebih realistic. Peninjauan ulang kerja dilakukan untuk menciptakan
efisiensi, sekaligus menciptakan efektivitas kerja. Selanjutnya akan mampu
memperbaiki produktivitas kerja. Bahkan rekayasa proses bisnis dimungkinkan
untuk menciptakan returns secara signifikan.
Seleksi
Tujuan seleksi
adalah memilih di antara calon tenaga kerja yang terbaik bagi perusahaan atau
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi perusahaan (dalam hal ini
yang dipilih adalah yang dinilai yang paling tepat dalam memenuhi persyaratan
jabatan). Kriteria dalam seleksi ditentukan berdasarkan jabatan. Pada dasarnya
seleksi adalah proses untuk menyesuaikan (matching) antara kualifikasi calon
tenaga kerja dengan persyaratan jabatan. Hal ini dilakukan karena diasumsikan
bahwa semakin sesuai calon dengan persyaratan yang ditentukan oleh jabatannya
maka semakin besar pula kemungkinannya calon tersebut akan dapat menjadi
pekerja yang terbaik.
Pertimbangan organisasi dalam keputusan
penyusunan staff, dapat
pula dilakukan berdasarkan
strategi bisnis, yaitu bagaimana hubungan
antara tingkat pengembangan
organisasi dan strategi pemilihan dari manajemen. Selain itu juga berkaitan dengan
budaya organisasi. Lihat Tabel di bawah :
Tabel 1. Tingkat Pengembangan Organisasi
Develpoment
|
stage of
an
|
Embryonic
|
High-Growth
|
Mature
|
Aging
|
||
organization
|
|||||||
Management
|
selection
|
Entrepreuneur
|
Entrepreuneurs
|
Bureaucrats
|
Entrepreuneurs
|
||
strategic
|
for
|
growth, but
|
who
|
are
|
who will cut,
|
||
growth
directors
|
comfortable
|
reorganize,
|
|||||
to
|
build stable
|
with repetition
|
survive
|
||||
management
|
and who
|
can
|
|||||
system
|
develop
|
||||||
economics
|
of
|
||||||
scale
|
|||||||
Source: Cascio
|
Namun juga tidak dapat di abaikan ketergantungan aktivitas SDM pada
proses seleksi ( Wherther & Davis), tergantung inputs: Job analysis, Human
Resources Plans, dan Recruits. Oleh karena itu pada proses seleksi pertama kali
perlu di sesuaikan dengan analisis kerja, baru perencanaan sumberdaya manusia,
dan rekrutmentnya. Selanjutnya tantangan (challenges) yang dibutuhkan agar bisa
dilakukan proses seleksi. Bila inputs, challenges sudah diketahui dan
diidentifikasi seterusnya adalah proses seleksi hasil akhir diperoleh aktivitas
sumberdaya manusia (human resource activities). Aktivitas sumberdaya manusia
meliputi hal hal berikut: orientasi, training, development, career planning,
performance evaluation, compensation, union management relations dan
assessment.
Langkah langkah yang harus
ditempuh atau metode seleksi (Wherther & Davis):
1.
Preliminary reception of applications
2.
Employment test
3.
Selection Interview
4.
References and Background checks
5.
Medical evaluation
6.
Supervisory interview
7.
Realistic Job Preview
8.
Hiring Decision
Penilaian Potensi dan
Kinerja
Penilaian
potensi calon tenaga kerja diperlukan dengan menetapkan standard kualifikasi
personil sebagai pembanding. Standar kualifikasi personil dapat dilihat di
dalam persyaratan atau spesifikasi jabatan ”job requirement” hasil dari analisa
jabatan. Job requirement berisi pedoman persyaratan minimal yang harus dimiliki
oleh seorang calon tenaga kerja untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Walaupun kriteria yang ditetapkan adalah standard minimal tetapi diwajibkan
setiap tenaga kerja bekerja dengan hasil dan prestasi maksimal sehingga range
antara kinerja minimal sampai kinerja maksimal lambat laun dapat diminimalkan.
Dengan mengadaptasi kemajuan teknologi, komunikasi serta kemajuan informasi
yang demikian pesat sangat dimungkinkan standard kinerja selalu diperbaharui
setiap satu semester, sehingga target target yang ingin dicapai selalu berubah
disesuaikan dengan perubahan teknologi yang demikian pesat.
Penilaian
potensi karyawan dapat dilakukan dengan beberapa metode test, test test yang
dimaksud meliputi psychological test, knowledge test, attitude test, graphic
response test, performance test. Test test ini juga untuk mengukur kinerja
pegawai agar cocok dengan lamaran mereka pada saat recruitment pertama kali.
Untuk itu pemahaman test sangat diperlukan agar manajemen dan pihak yang
berkepentingan (stakeholders) bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kerja dan
sesuai dengan tuntutan keterampilan yang diperlukan oleh para pekerja.
Employment-Related tests, meliputi:
1.
Psychological
Test
Name
|
Application
|
||||||
Minnesota
Multiphasic Personality Inventory
|
Measures
personality or temperament (executives, nuclear
|
||||||
power, security)
|
|||||||
California
Psychological Inventory
|
Measures personality
or temperament (executives,
|
||||||
managers,
supervisors)
|
|||||||
Guilford-Zimmerman
Temperament Survey
|
Measures
personality or temperament (sales personnel)
|
||||||
Watson-Glaser
Critical Thinking Appraisal
|
Measures logic and
reasoning ability (executives,
|
||||||
managers,
supervisors)
|
|||||||
Owens Creativity Test
|
Measuring
creativity and judgement ability (enggineers)
|
||||||
Myers-Briggs Type
Indicator
|
Measures personality
component
|
||||||
Name
|
Application
|
||||||
Minnesota
Multiphasic Personality Inventory
|
Measures
personality or temperament (executives, nuclear
|
||||||
power, security)
|
|||||||
California
Psychological Inventory
|
Measures personality
or temperament (executives,
|
||||||
managers,
supervisors)
|
|||||||
Guilford-Zimmerman
Temperament Survey
|
Measures
personality or temperament (sales personnel)
|
||||||
Watson-Glaser
Critical Thinking Appraisal
|
Measures logic and
reasoning ability (executives,
|
||||||
managers,
supervisors)
|
|||||||
Owens Creativity Test
|
Measuring
creativity and judgement ability (enggineers)
|
||||||
Myers-Briggs Type
Indicator
|
Measures personality
component
|
2.
Knowledge
Test
Name
|
Application
|
Leadership Opinion
Questionnaire
|
Measures
knowledge of leadership practices (managers and
|
supervisors)
|
|
General Aptitude Test
Batery
|
Measures
verbal, spatial, numeric, and other aptitudes and
|
dexterity (job seekers at unemployment
offices)
|
3.
Attitude
Test
Name
|
Application
|
||||||
Honesty Test
|
Measures
attitudes about theft and related subjects (retail
|
||||||
workers, securities
employees, banks)
|
|||||||
Work opinion
questionnaire
|
Measures attitudes
about work and values (entry-level,
|
||||||
low-income workers)
|
|||||||
4.
Performance Test
|
|||||||
Name
|
Application
|
||||||
Stromberg Dexterity Tesy
|
Measures physical coordination (shop
workers)
|
||||||
Revised Minnesota Paper from Board
|
Measures spatial visualization
(draftsmen and
|
||||||
Tests
|
draftswomen)
|
||||||
Minnesota Clerical Test
|
Measures ability to work with number
and names
|
||||||
(clerks)
|
|||||||
Job Simulation Test
|
Measure a sample of “on-the-job”
demands
|
||||||
(managers, profesionals)
|
Hal yang tidak kalah penting
adalah melakukan evaluasi medis bagi calon tenaga kerja, ataupun tenaga kerja
yang akan menduduki jabatan tertentu, tujuannya adalah agar karyawan yang akan
diangkat atau naik kejabatan yang lebih tinggi (promosi) mampu menjalankan
aktivitasnya dengan baik, karena diyakini pekerjaan yang dihadapi semakin hari
semakin kompleks menantang dan semakin berat sehingga dibutuhkan fisik yang
prima.
Evaluasi Medis, meliputi sebagai berikut:
1.
Nama pegawai, riwayat kesehatan yang paling
buruk, tingkat asuransi untuk pembayaran asuransi.
2.
Persyaratan kesehatan oleh negara atau rumah
sakit local, khususnya dalam menangani operasi penyakit yang berbahaya yang
harus dikomunikasikan.
3.
Menggunakan evaluasi apakah pelamar dapat
menangani tekanan pisik atau mental terhadap kerja.
Meninjau ulang kerja yang realistis (Realistic Job Preview)
1.
Meninjau ulang kerja yang realistis menunjukkan
terhadap kerja karyawan dan menata kerja sebelum membuat keputusan manajemen
memutuskan untuk menyewa pekerja.
2.
Meninjau ulang kerja mengurangi keterkejutan
awal dari pekerja baru- dan potensi ketidak puasan kerja- dengan memberikan
pandangan bagi pendatang baru kedalam kerja.
Coaching dan Mentoring
1.
Coaching
Selain
dilakukan penilaian potensi, evaluasi kinerja, serta evaluasi medis tenaga
kerja tetap memerlukan pengarahan (coaching) agar standard kerja menjadi lebih
baik dan kinerja menjadi lebih cepat diselesaikan. Selain itu dibutuhkan pula
tenaga tenaga instruktur yang menjadi mentor untuk meluruskan kerja para
pekerja agar berbagai praktek kerja dilapangan dapat dilakukan perbaikan
berkelanjutan apabila terjadi kesalahan. Dengan melakukan mentoring bagi
karyawan akan dapat diketahui tenaga kerja yang memiliki kinerja yang
potensial, sedang, maupun di bawah standar. Hal ini akan berguna untuk melihat
bakat minat serta kemampuan masing masing tenaga kerja, sehingga ada
kemungkinan tenaga kerja akan dirotasi atau dialih tugaskan pada bidang-bidang
yang lebih cocok dan tepat berdasarkan bidang dan bakat yang sesuai dengan
keahliannya.
Seorang
mentor adalah anggota senior dari profesi atau organisasi yang menyediakan
dukungan, pengarahan, umpan balik, penerimaan, dan pertemanan, menciptakan
peluang untuk pembukaan atau menyediakan tantangan dan penugasan pendidikan;
sebagai sebagai layanan model peran dan conselor.
2.
Mentoring
§
Setiap mentor harus menyediakan waktu untuk
memberikan advice terhadap pelamar atau pekerja, juga memberikan petunjuk yang
berguna untuk kepentingan karyawan maupun kepentingan perusahaan.
§
Pelamar dan pekerja seharusnya mendapatkan
advice dari rekanan atau staff senior. Dengan demikian akan memberikan tingkat
kepercayaan dan keyakinan bagi para pelamar maupun pekerja untuk menjalankan tugas
tugasnya dengan penuh keyakinan, seperti yang dikehendaki perusahaan.
Isu MSDM dan Praktek
Outsourcing sebagai Strategy dan MNCs.
Ke depan
tantangan MSDM sangat kompleks dan berat untuk itu isu MSDM di masa yang akan
datang adalah semakin kompetitif dan semakin selektif. Artinya banyaknya tenaga
tenaga ahli yang muncul, secara alamiah tenaga yang tidak memiliki keahlian
akan tersingkir dengan sendirinya, dan akan muncul tenaga tenaga kerja yang
sangat fleksibel serta ahli yang mampu bersaing disegala lini. Bahkan
perusahaan MNCs lebih suka menggunakan tenaga outsourcing dengan sistem
kontrak, dengan demikian perusahaan sudah mampu menghitung untung rugi
menggunakan tenaga kerja yang di dapat dari sumber dari luar. Outsourcing
adalah praktek dari subcontracting kerja di luar perusahaan, sering tanpa
serikat kerja atau dilakukan oleh organisasi asing. Pertimbangan menggunakan
sumber dari luar adalah untuk melakukan penghematan, melakukan efisiensi serta
efektivitas kerja, karena dirasa sumber dari dalam belum memenuhi kriteria yang
diinginkan sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih ringan dari pada
merekrut tenaga tetap, selain itu akan lebih mudah dikendalikan.
Outsourcing (
Darrow,2007) adalah kinerja oleh tenaga dari luar organisasi pada basis basis
kerja yang berulang, tugas tugas yang sebaliknya dilakukan di dalam kantor.
Definisi lain sering disebut, in-sourcing, off-shoring, co-sourcing,
geo-sourcing, atau outplacement.
Bidang bidang
yang kedepan masih membutuhkan outsourcing adalah : Information Technology -
28%; Human Resources – 16%; Sales & Marketing – 15%; Finance – 11%;
Administrative – 9%; dan All Others – 22%.
Outsourcing diperlukan karena
beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1.
Sumberdaya manusia diijinkan terfocus pada core competencies.
2.
Menciptakan peluang peluang strategi untuk HR professionals.
3.
Memperbaiki kualitas, efisiensi dan efektivitas.
4.
Mengurangi biaya operasi.
5.
Meringankan beban administrative.
Manfaat lain adanya outsourcing
sumberdaya manusia, yaitu:
1.
Mempunyai akses keluar sebagai sumberdaya
manusia yang ahli
2.
Memperbesar perbedaan dari layanan sumberdaya
manusia
3.
Mendorong investasi vendor di dalam teknologi
yang jarang tersedia untuk organisasi sumberdaya manusia.
4.
Membatasi fiduciary, audit, dan resiko
pengadilan dan hutang
5.
Memperbaiki tingkat layanan pelanggan.
6.
Memudahkan permintaan tekanan waktu
7.
“Better, faster, cheaper”.
Pengaruh adanya outsourcing bagi
perusahaan, yaitu:
1.
Adanya reaksi dari karyawan.
2.
Eksekutif SDM mengambil bagian operasional dan
keputusan strategic
3.
Mengurangi birokrasi.
4.
Memperbaiki layanan pelanggan.
5.
Pertumbuhan dari platform layanan pribadi.
6.
Memperanping staff paling bawah.
7.
Penghematan biaya.
8.
Model yang akan menyajikan pedoman fungsi
organisasi yang lain (IT, accounting)
Pengaruh adanya outsourcing bagi
profesi HR, yaitu:
1.
Sumberdaya internal secara signifikan tidak
diuntungkan di dalam pembiayaan setiap adanya transaksi.
2.
Berkurangnya pengawasan dari proses kunci.
3.
Fokusnya pada strategi.
4.
Struktur terdesentralisasi.
5.
Politik internal-Sumberdaya manusia sebagai
partner bisnis.
6.
Menggerakkan ke budaya layanan pelanggan
7.
Pengembangan manajemen dan organisasi – sebagai pandangan gambar besar.
8.
Peran baru- sumberdaya manusia strategist dan
consultant.
9.
Mengembangkan kompetensi untuk mempertahankan
keberartian.
10.
Sumberdaya manusia di ekspose dan lebih memiliki visi sebagai fungsi organisasi.
11.
Sumberdaya manusia adalah jauh lebih terukur.
12.
Mensejajarkan strategi sumberdaya manusia dengan
tujuan corporate.
Pengaruh outsourcing terhadap
Karir karyawan
1.
Transformasi- dari administrator transaksi ke
partner bisnis yang akan menata
strategi.
2.
Mengembangkan kompetensi untuk bernegosiasi dan
memanage hubungan dengan para vendors.
3.
Kemampuan mendemostrasikan untuk menyediakan
solusi bisnis untuk karyawan dan persoalan pelanggan.
4.
Perubahan budaya birokrasi.
5.
Menyampaikan layanan pelanggan yang luar bisa.
6.
Mempertajam keterampilan.
7.
Membangun atau mengembangkan jejaring.
8.
Cenderung tinggal pada puncak dan implikasinya.
9.
Memanfaatkan para vendor sehingga mereka dapat
menolong dikemudian hari. Kecenderungan ini akan menjadi trend beberapa tahun
ke depan sehingga banyak
Perusahan MNCs
akan mencari tenaga ahli atau konsultan yang mampu memperbaiki kinerjanya atau
organisasinya. Perusahaan lokal atau nasional yang tidak mampu mengikuti trend
tersebut akan semakin terlilit dengan beban tenaga kerja tetap yang semakin
hari akan semakin bertambah besar dan nampaknya akan semakin sulit untuk
diatasi, ditambah dengan tuntutan gaji yang semakin tinggi, namun tidak
diimbangi dengan kinerja yang diharapkan. Tenaga tetap akan menambah Fixed Cost
sehingga menimbulkan kerja menjadi lamban karena kelebihan staff, untuk itu dapat
dikurangi dengan melakukan tenaga out sourching yang di rasakan perlu untuk
menciptakan kinerja unggul.MNCs bekerja secara global dengan tenaga tenaga profesional, dengan modal besar, teknologi canggih, serta jaringan yang luar biasa besar, oleh karena itu akan menjadi acuan bagi perusahaan perusahaan nasional dan lokal untuk mengimbanginya agar bisa bertahan. Perusahaan nasional dan lokal mengimbangi dengan cultur lokal dengan keunggulan komparative yang tidak dimiliki oleh perusahaan MNCs. Oleh karena itu perusahaan Nasional dan lokal dapat bersaing selama memiliki keunggulan yang tidak dimiliki perusahaan MNCs yaitu mengedepankan intangible, bukan tangiblenya.
0 comments:
Post a Comment